-->

Di kiro preman

Di kiro preman
Di kiro preman
Kagem wanita yg dulu memPHPku

Aku tahu, bahwa dalam ilmu ekonomi kerakyatan, menitipkan barang dagangan memanglah harus pada pedagang yang tepat dan amanah. Tentu agar barang dagangan itu berbalas menjadi uang yang nilainya sepadan, bukannya malah menjadi bon yang entah kapan dibayarnya.

Dan kini aku mengakui, bahwa aku sangatlah bodoh, karena tak bisa belajar dari ilmu ekonomi kerakyatan. Aku bodoh karena nekat menitipkan cinta pada dirimu, lebih bodoh lagi karena aku menitipkan cinta itu hanya kepada dirimu, ya, hanya pada dirimu thok, tidak membaginya kepada wanita lain, seperti halnya produsen menyetok barang dagangan tidak hanya pada satu pedagang.

Menitipkan cinta padamu ternyata menjadi sesuatu yang sangat menyakitkan. Lagi-lagi aku yang bodoh, karena menganggapmu sebagai "pedagang" yang tepat dan amanah.

Pada akhirnya, hasilnya memang bisa ditebak: Cinta yang aku titipkan kini teronggok begitu saja, Tak pernah kau transaksikan, atau bahkan mungkin, tak pernah kau jamah. Ah, Cinta memang rumit, mungkin karena cinta bukan barang dagangan, yang hitung-hitungannya bisa dihitung secara literal.

dulu kuanggap kau pasti memilihku nyatanya orangtuanya lebih suka pedagang cinta yg berpotensi laris karena PNS, saya rasa bukan karena nganteng tapi karena nilai rupiah lebih berharga dari se truck cinta..ah cinta gombal

Kagem, wanita yang membuatku sempat terlena

Tentu aku tak bisa menyalahkanmu, karena memang kau tak pernah bertindak salah. Kau hanya bertindak selayaknya apa yang harus dilakukan oleh kebanyakan wanita waras. Dan aku maklum

Kagem, wanita yang membuatku sempat klepek klepek
aa
Aku memang manusia yang kerap berbuat khilaf, sama halnya seperti artis yg menyebut dasar negara dengan gambar bebek ahaha ra mutuu. Tapi apalah dayaku untuk melawan khilaf itu, karena ternyata, Mencintaimu adalah khilaf yang terlalu mengasyikkan. Ya, sangat mengasyikkan, hingga aku terlena dibuatnya, terlalu lena, sampai-sampai aku tak sempat untuk mengambil cermin untuk berkaca.

Mungkin memang aku yang terlalu tak sadar diri, karena terlalu berani mencintaimu. Okeee, Sedari dulu memang aku sudah tahu, bahwa konsekuensi "jatuh cinta" adalah "cintaku bakal jatuh", tapi ternyata aku tak menyangka, bahwa jatuhnya bakal sesakit ini.

kagem, wanita yang membuatku sempat kesengsem

Terima kasih karena telah mengisi satu titik hitam dalam ruang asmaraku. Satu titik keropos yang mungkin sekarang sudah berlubang, meninggalkan perih yang teramat sakit untuk ditanggung sendirian. Agaknya, inilah saatnya untuk memaksamu keluar dari titik hitam itu, semata agar lubangnya tak semakin membesar.

tapi ora popo nduk wanita didunai tak sesempit daun jati...omboo uakeeehh.. yo wis bahagiao karo wong lanang demenanmu sing kae kae PNS sing rupane koyo....jare sukir genk lho...


#Artikel saking Mas Agus M. sedikit edit
Advertisement