Perjalanan kedua kami ke Palestina, kami menginap pada daerah Yahudi, bukan di Kawasan Muslim.
Hotel yang kami tinggali pun kebanyakan dihuni oleh wisatawan Yahudi & Nasrani.
Resikonya... Memang jauh berdasarkan masjidil Aqsa, apabila naik Taxi, setidaknya kami wajib membayar 15 USD, atau sekitar 200ribu rupiah-an.
Tetapi harga yang pantas buat sanggup mencicipi "KEREN"nya menjadi seseorang muslim.
Keren, lantaran bisa melihat bagaimana PENAKUTnya para penjajah itu.
Tiap masuk Lift, & berpapasan dengan orang orang Yahudi (dengan karakteristik khas topi mini & cambang curly nya), saya ( yg sepertinya satu satunya yang berjilbab pada hotel itu)..
Bisa melihat bagaimana orang Yahudi selalu menghindariku.. Takut!
Bahkan pernah seseorang anak Yahudi lari terbirit birit waktu pintu Lift terbuka, & ada kami pada dalamnya 😂, mungkin beliau sudah di doktrin.. Bila terdapat wanita berjilbab... Larilah nak! :D
Saat naik Taxi pun, baru sekali kami naik Taxi milik Yahudi,
itupun, sebelum kami naik, mas supir menghubungi kantor polisi setempat, & menciptakan GPS nya terkoneksi dengan petugas... Hingga kami tiba di lokasi Masjid.
" Aku hanya ingin memastikan bahwa aku mengantar kalian ketempat yang sahih.. ". Dalihnya saat kutanya mengapa harus menghubungi petugas.
Lucunya, dia memberhentikan kami bukan di pintu primer Kota Tua, lokasi dimana Masjidil Aqsa berada.
"Kami tidak berani melewati Gerbang Herodes, karena itu kampung Arab ".
Dengan wajah pucat ia bersikeras menurunkan kami pada loka yg jauh menurut gerbang terdekat, yaitu gerbang Herodes pada kampung arab (muslim)
Di lain kesempatan...
Suatu sore.. Beberapa tentara Israel berlarian ke arah pintu masuk, waktu kami hendak meninggalkan Kota Tua.
Aku sempat was was jua.. Lantaran kami akan melewati Gerbang Damascus itu, gerbang dimana Polisi Israel paling sering melakukan penembakan karena panik.. Bahkan pernah peristiwa, seseorang gadis mini 10 tahun menodongkan garpu, & pribadi diberondong puluhan peluru...
Demi anak kecil dengan garpu!
Betapa paranoidnya!
Ada apakah di Gerbang Damascus sehingga polisi Israel tampak berkumpul menggunakan wajah gelisah sore itu.
Ternyata... Terjawab sudah. Serombongan laki-laki berbadan tegap menggunakan bendera Turki dan bendara palestina masuk dengan kalem, santai tetapi penuh percaya diri.
Aha..
Mereka takut...
Mereka ingin show off..
Badan kurus kecil rapuh para polisi israel yang kebanyakan hanya sekelompok anak muda yang sedang "magang" alias harus militer..
Tentu saja akan keder dengan keren kerennya Orang Turki yg memang populer dengan tatapan dingin menggunakan Jas gelapnya....🤣🤣 mungkin jg takut karena film KING of Turkey Valley of the Wolves
Begitulah Yahudi kawan...
Mereka hanyalah sekelompok penjajah yang menang di OTAK dan UANG.. Tetapi kelebihan itu tak menciptakan mereka cantik...
Hidup mereka gelisah... Penuh ketakutaN
Jadi, keliru satu alasan kita BERKUMPUL dan MENUNJUKKAN KEKUATAN kita buat #MembelaPalestina hari ini..
Adalah buat menggetarkan hati mereka..
Untuk membangunkan jiwa jiwa pecundang pada darah para penjajah seperti mereka..
Kamu muslim?
Dan tak setuju?
Hanya kuminta satu hal...
Diam saja ya!
Kuhargai bila kamu mendoakan..
Jikapun menurutmu kami yg TURUN KE JALAN ini tidak syarà & berbuat salah ...
Doakan kami ya!
Karena memang kami selalu selalu galat,
& engkau benar!
Doakan kami,
sebagaimana engkau selalu mendoakan ulil amri..
Advertisement