"Sahabat di Ujung Kaki"
Kaos kaki Coklat agak lusuh,
Setia menemani tiap langkahku.
Meski tersembunyi di balik sepatu,
Ia tak pernah merasa cemburu.
Sepatu gagah, hitam mengkilat,
Langkahnya mantap, gayanya hebat.
Tapi siapa sangka, yang di dalam,
Ada si kaos kaki, diam-diam berperan.
"Wahai sepatu," kata si kaos,
"Engkau tampan, tapi aku tulus dan polos.
Tanpa aku, kakimu lecet,
Tanpa aku, baumu pun semerbak pekat!"
Sepatu tertawa, "Benar juga,
Tanpamu, mungkin aku tinggal nama."
Mereka pun tertawa, tak saling iri,
Bersatu melangkah dalam harmoni.
Pesannya?
Jangan hanya lihat tampilan luar,
Yang tersembunyi pun punya peran besar.
Kadang yang paling tulus dan setia,
Justru tak terlihat, tapi berjasa luar biasa.
Advertisement