Manusia
pasti akan sangat bahagia jika hidup tanpa memiliki kesadaran terhadap
masa lalu. Ia akan selalu merasa bersemangat, senantiasa menjumpai
hal-hal baru, kepuasan untuk mencari tahu hal-hal baru pun semakin mudah
diraih karena semua adalah baru. Hanya saja apakah ketiadaan kapasitas
untuk membandingkan sesuatu dan hasrat untuk menciptakan sesuatu yang
lebih baik karena tidak mengenal masa lalu benar-benar layak untuk
manusia. Apakah kebahagiaan jenis itu memang tepat untuk manusia.
Rasanya tidak. Manusia tampaknya butuh penderitaan yang dikenalnya dari
masa lalu untuk menciptakan kebaikan-kebaikan di masa depan. Untuk
itulah kita butuh pulang. Sejenak berhenti berlari dan menengok ke
belakang, mengintip apa yang awal, apa yang lalu. Dan pada akhirnya kita
butuh kata untuk mereguk semua itu.
Advertisement